Pemkab Bombana Gelar Kick Of Meeting Penyusunan RPJPD, Bahas Rencana 20 Tahun Kedepan
FOKUSTENGGARA.COM,BOMBANA-Pemerintah Kabupaten Bombana resmi menggelar Kick of Meeting Penyusunan Rencana Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2025-2024 di Auditorium Tanduale Kantor Bupati Bombana, Rabu (27/9/2023).
Kegiatan ini digelar guna menjawab isu-isu penting di daerah serta memuat sejumlah hal yang berpotensi dapat menurunkan nilai pengembangan daerah kearah negatif.
“Pasalnya, RPJPD Bombana nantinya akan difokuskan pada kemajuan daerah 20 tahun kedepan,” ujar Sekertaris Daerah Kabupaten Bombana, Man Arfa dalam sambutannya saat membuka kegiatan tersebut mewakili PJ Bupati Bombana Burhanuddin
Menurut Man Arfa pentingnya menyusun RPJPD ini dijalankan secara maksimal, maksimal sebagai langkah awal menuju cita-cita Kabupaten Bombana yakni Kabupaten maju disegala sektor.
Untuk itu, Pemkab Bimbana berharap seluruh stakeholder dapat partisipasi dalam upaya-upaya memajukan daerah. Sehingga, kedepan Kabupaten Bombana menjadi salah satu daerah yang maju di segala sektor
“Yang hasilnya dapat mencapai kesejahteraan masyarakat. Untuk itu saya berharap seluruh stakeholder dapat partisipasi dalam upaya-upaya memajukan daerah ini,” ucap Jenderal ASN Bombana ini.
Sementara itu, Kabid Perencanaan Makro Bappeda Sultra Hasrullah dalam materinya menyampaikan, pada prinsipnya tata cara penyusunan dan sinkronisasi RPJPD serta penyusunan regulasi harus mengarah pada strategis pembangunan nasional 20 tahun kedepan.
“Perspektif perencanaan pembangunan daerah dari masa lalu ke masa depan,” ujarnya
Diterangkan, dari perspektif masa lalu berupa tujuan ataupun program apa yang telah dicapai, apa yang telah dilakukan, berapa anggaran yang telah digunakan, serta masalah apa yang masih dihadapi.
“Sedangkan dari perspektif masa depan yaitu terkait apa yang akan dicapai, apa yang akan dilakukan, berapa anggaran yang dibutuhkan, serta solusi apa yang ditawarkan,” pungkasnya.
Sementara itu, Local Expert Kemenkeu RI wilayah Sultra, Syamsir, menyampaikan sejumlah masalah dan tantangan pembangunan yang dihadapi daerah. Diantaranya, perubahan struktur ekonomi yang melambat dan pertumbuhan yang terjadi belum berkualitas.
“Kemudian, produkstivitas sektor pertanian rendah, regenerasi, idustrialisasi, hilirisasi, diversifikasi, hingga ekspansi perdagangan sektor pertanian. Selanjutnya terkait ketahanan pangan dan trend perubahan kondisi demogeafi,” urai Syamsir
Selanjutnya, tantangan dalam pembangunan daerah lainnya, yakni perubahan perilaku bisnis dan konsumen akibat disrupsi teknologi atau digitalisasi ekonomi, ketersediaan infrastruktur yang berkualitas, serta kualitas sumber daya manusia.
“Juga terkait pemanfaatan sumber daya alam dan masalah kesejahteraan yang meliputi disparitas pendapatan, daya beli, dan kemiskinan ekstrim,” sebutnya.
Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) kendari ini menambahkan, disamping permasalahan dan tantangan yang ada, terdapat pula sejumlah isu strategis permasalahan pembangunan. Katanya baik yang berasal dari kebijakan nasional maupun kondisi global. Ha itu tentunya akan berpengaruh bagi daerah di masa mendatang.
Hal lain yang menjadi Isu strategis lainnya adalah keseimbangan pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan. Kemudian integrasi kawasan ekonomi Asia yang berimplikasi pada pasar, produksi, daya saing ekonomi, maupun UMKM. Kemudian isu terkait perubahan iklim, krisis energi, krisis pangan dan krisis (bencana) lingkungan, serta integrasi ekonomi domestik (keterkaitan ekonomi antar wilayah).
“Isu trategis lainnya adalah transformasi sosial ekonomi dan tata kelola pemerintahan pusat, dan juga arah pembangunan wilayah di tingkat provinsi,” pungkas Syamsir.
Diketahui Kick of Meeting ini diikuti oleh sejumlah OPD, Camat, Kepala Desa, tokoh masyarakat, tokoh adat, serta sejumlah undangan lainnya.
Laporan: Refli