Gerak Cepat, Pemkab Bombana Mulai Imunisasi Polio
BOMBANAFOKUSTENGGARA.COM– Pemerintah Kabupaten Bombana, melalui Dinas Kesehatan setempat, resmi memulai Pekan Imunisasi Nasional (PIN) tahap Dua. Pencanangannya dimulai di Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Lombakasih, Kecamatan Rarowatu Utara, Selasa, ( 23/7/ 2024).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bombana, Darwin menjelaskan, program tersebut adalah pemeberian imunisasi Oral Polio Type 2 (NOPV-2). Sasaranya adalah anak usia 0-7 tahun atau 7 tahun 11 bulan. Pelaksanaannya tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.
Pelayanan dilaksanakan di Puskesmas, PKM pembantu, sekolah dan pos imunisasi lainnya di bawah kordinasi PKM,” urai Kadis Kesehatan Bombana sa memberikan sambutan.
Darwin menerangkan Pin Polio tahap dua tersebut akan dilaksanakan dalam dua tahap. Masing – masing putaran PIN dilaksanakan dalam waktu satu minggu. Target minimal untuk masing – masing putarannya adalah 95 persen.
“Ditambah lima hari Sweeping dengan jarak minimal antar putaran dua minggu dan makaskmal empat minggu,”jelasnya.
Program ini menurut mantan Kepala Badan Keuangan Kabupaten Bombana ini ini adalah untuk mrmutus rantai penularan virus Vaccine-Derived Polio virus tipe 2 (VDPV2).
“Kami berkomitmen akan mengawal ini sepertinya penanganan Covid-19 kemarin, perkembangannya akan terus kami awasi, evaluasi dan laporkan,” pungkas Darwin.
Sementara itu, Pj Bupati Bombana yang melaunching program pencegahan dan pengendalian penyakit ini mengatakan bahwa hal ini merupakan salah satu program prioritas yang dituangkan dalam rencana strategis Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Indikator standar pelayanan minimal bidang kesehatan sesuai PMK No. 6 Tahun 2024 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan,”kata Edy Suharmanto.
Edy Suharmanto menjelaskan, berdasarkan penilaian risiko menggunakan toll standar yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO), Indonesia dikategorikan sebagai wilayah risiko tinggi penularan polio.
lanjut, sejumlah 32 (84%) provinsi dan 399 (78%) kabupaten/kota di Indonesia masuk dalam kategori risiko tinggi polio. Kejadian Luar Biasa (KLB) polio tipe 2 sejak akhir 2022 hingga saat ini dilaporkan terjadi di Provinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
“Status KLB ini belum dicabut karena kasus masih terus dilaporkan. Selain kasus polio tipe 2, kasus polio tipe 1 juga dilaporkan di Provinsi Papua Tengah,” ujarnya.
Berdasarkan hal tersebut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersinergi dengan pemerintah daerah untuk kembali menyelenggarakan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio dalam dua tahap di 32 provinsi. Upaya ini dilakukan sebagai respons atas temuan kasus polio di beberapa daerah di Indonesia.
Direktur Manajemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Kemendagri ini bilang, penyakit Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Ditertawakan, Polio dapat menyebabkan kelumpuhan permanen dan bahkan kematian akibat gagalnya/lumpuhnya sistem pernapasan.
Untuk itu, Sub PIN Polio itu sendiri merupakan pemberian imunisasi tambahan Polio tanpa memandang status imunisasi Polio sebelumnya, adapun tujuan Sub PIN Polio adalah memastikan tingkat kekebalan masyarakat terhadap penyakit Polio cukup tinggi, memberikan perlindungan secara optimal dan merata pada balita terhadap kemungkinan munculnya kasus Polio.
Oleh karena itu, Edy Suharmanto menegaskan khususnya di Bombana dibutuhkan upaya respon imunisasi yang massif dengan cakupan tinggi dan merata untuk memutus transmisi virus polio, baik tipe 2 maupun tipe 1 in.
“Untuk memutus rantai penularan polio dan melindungi anak-anak Indonesia. Mari bersinergi jaga diri kita dan keluarga kita,” pungkasnya.
Laporan: Refli