Alasan Traveler Harus ke Wisata Tangkeno Bombana
FOKUSTENGGARA.COM,BOMBANA– Indonesia memang dikenal sebagai negara yang menyimpan segudang wisata unik. Tak heran Indonesia kerap disebut sebagai negara tujuan dalam hal pariwisata. Candi Borobudur misalkan. Wisata yang paling mendunia ini terletak di Lembah Kedu, Provinsi Jawa Tengah. Candi ini adalah salah satu monumen Budha terbesar di dunia, yang dibangun pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra. Oleh UNESCO pada 1991 candi Borobudur telah ditetapkan menjadi warisan budaya dunia
Kendati demikian bukan berarti sejumlah wisata lainnya di Indonesia kalah menariknya. Sebut saja salahsatunya Desa Wisata Tangkeno yang terletak di Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara. Perpaduan wisata kebudayaan dan alam menjadi salahsatu alasan utama kenapa traveler harus menyempatkan diri berwisata ke Desa ini.

Desa Wisata Tangkeno merupakan sebuah desa wisata yang sangat menarik. Desa ini terletak di kaki Gunung Sabampolulu Kecamatan Kabaena Tengah, letak Desa ini mencapai ketinggian 700 mdpl. Pada pagi hari gumpalan awan selalu menghampiri desa ini. Hal tersebut kemudian menjadi cikal bakal Desa Wisata Tangkeno kerap disebut Negeri di Awan. Cuaca di Desa wisata ini juga terbilang dingin dan menyejukkan.

Penamaan Tangkeno sendiri berasal dari suku atau etnis Moronene Kabaena. Sesuai pemaknaanya Tangkeno merupakan kampung tertua dan pertama di Kabaena. Suku asli di Kabaena sendiri terbilang ramah dan santun. Mereka sangat menjaga budaya dan seni tradisi desanya dari pengaruh budaya modern.

Bak lukisan hidup, Desa wisata Tangkeno dikelilingi pemandangan alam yang sangat cantik dan mempesona. Panorama alam pegunungan benar-benar memukau, Dilokasi itu, wisatawan ataupun traveler juga dapat melihat keindahan puncak Gunung Watu Sangia yang penuh diselimuti awan dari lokasi Plasa Tangkeno. Plasa Tangkeno merupakan sebuah Alun Alun, tempat berkumpulnya wisatawan yang ingin menikmati pemandangan indah dan merasakan udara sejuk.
Selain itu, posisi Plaza Tangkeno yang langsung berhadapan langsung dengan Gunung Watu Sangia dan laut juga membuat penjunjung dapat memandang Pulau Sagori dari tempat ini, Pulau Sagori merupakan karang atol berbentuk hampir setengah lingkaran. Pulau tersebut terdiri dari onggokan pasir putih dengan panjang sekitar 3.000 meter dan pada bagian tengah yang paling lebar, 200 meter.

Traveler juga bisa dengan mudahnya berjalan kaki, menikmati konstruksi rumah adat serta aktivitas masyarakat desa sekitar yang sangat menyenangkan seperti, bermain musik bambu, pembuatan lemang, pembuatan gula merah, menumbuk padi, dan masih banyak lainnya.

Secara keseluruhan traveler Didesa Tangkeno juga bisa mengakses lokasi lokasi wisata pendukung lainnya di Kepulauan Kabaena. Diantaranya sebuah situs sejarah yaitu benteng pertahanan dan wisata alam air terjun yang memiliki ketinggian sekitar 180 meter.
Selain itu traveler direkomendasikan ke Gua Batuburi, Benteng Tutuntari, Air Terjun Ee Meroro, Air Terjun Wataroda, Sumur Air Panas Patungkoriu, Pantai Lanere, Pulau Sagori, Air Terjun Mata Lakambula, Gunung Sabampolulu dan Makam Mokole Pu’u Roda dan lainnya.

Pemerintah Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara telah menetapkan Desa Tangkeno sebagai Desa Wisata. Setiap tahunnya, sejak 2013 lalu di Desa Tangkeno selalu digelar Festival Tahunan. Pada tahun 2022 ini Festival Tangkeno terpilih dalam Kharisma Event Nasional (KEN).
Untuk mencapai lokasi desa wisata ini, Ada beberapa akses perjalanan yang bisa dipilih traveler untuk sampai ke pulau tersebut, diantaranya dengan menempuh jalur laut menggunakan kapal dari Jembatan Batu Kota Baubau dengan waktu tempuh sekitar 6 jam, atau dengan kapal Ferry sekitar 5 jam. Bisa juga memilih naik kapal Jet dari Pelabuhan Murhum Kota Baubau, langsung menuju pelabuhan Batuawu Kecamatan Kabaena Tengah dengan waktu tempuh sekitar 3 jam.
Selain itu melalui Kota Kendari Sulawesi tenggara menggunakan kapal ataupun menggunakan jalur darat ke Kasipute, Rumbia Bombana, yang dilanjutkan menggukan jalur laut melalui pelabuhan Feri dengan rute Kasipute Kabaena dengan jarak waktu bervariasi sesuai laju kapal.
(Refli)