Cengkeh di Kabaena Gagal Panen Gambaran Ketidak Cekatan Distan Bombana
Fokustenggara.com,BOMBANA-Kinerja dan tanggung jawab Dinas Pertanian Kabupaten Bombana dalam mengurusi pertanian patut dipertanyakan. Tak ayal Dinas yang seharusnya menjadi liding sektor utama produksi pertanian di Bombana itu kini harus mendapat penilaian lamban
“Alias slow respon (respon lambat) ,” ujar Khairul Baits selaku perwakilan petani cengkeh di Kepulauan Kabaena, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, yang baru saja tertimpah gagal panen.
Penilaian ketidak cekatan tersebut kata Khairul Baits, karena Dinas Pertanian Bombana dinilai tidak terlalu responsif terhadap kondisi dan permasalahan petani dilahan pertanian, hingga berbuntut pada kegagalan panen terhadap petani.
“Seharusnya dinas pertanian terjun lansung bertemu petani menanyakan apa saja masalah-masalah yang di hadapi petani sehingga panen cengkeh tahun ini tidak gagal,” ujar Khairul Baits, Jum’at, (29/9/2022).
Padahal menurut Bendum HIPMI Bombana ini, kendatipun hanya bisa panen sekali setahun, namun bertani cengkeh di Kabaena adalah salahsatu sumber pendapatan masyarakat lokal yang menjanjikan. Maka tidak heran jika Kabaena kerap disebut sebagai pusat komoditi cengkeh di Kabupaten Bombana.
“Namun untuk tahun ini petani di pulau kabaena harus gigit jari dikarenakan cengkeh yang di harapkan bisa menjadi penopang dan pelanjut untuk perputaran ekonomi keluarga gagal panen,” ungkapnya.
Menurut Khairul Baits, sebagai salahsatu dari sejumlah komoditi yang dikenakan pajak pertambahan nilai, produksi cengkeh tetap harus diperhatikan. Sebab seketika hasilnya terus merosot akan menjadi salahsatu penyumbang inflasi untuk negara, utamanya lagi ditengah kenaikan harga BBM saat ini.
Pria Lulusan Universitas Muslim Indonesia ini beranggapan kegagalan panen petani cengkeh di Kabaena tentu akan berdampak pada perputaran ekonomi masyarakat sekitar, Sebab daya beli masyarakat dapat terukur dengan seberapa kuat hasil pertaniannya.
“Dengan ini tentu bukan hanya berefek oleh petani namun juga pengusaha, pedagan pasar yang ada di sikeli karena ketika panen petani akan belanja ke pasar untuk memenuhi kebutuhannya, tapi kalau gagal daya beli masyarakat turun,” urai Khairul Baits.
Karenanya Khairul Baits berharap agar kedepan nya dinas pertanian bisa lebih cepat tanggap, menyikapi persoalan petani, agar hal demikian dapat teransipasi.
“Dan buat bapak PJ Bupati Bombana ini bisa menjadi perhatian khusus dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat Bombana khususnya masyarakat yang ada di pulau Kabaena” Pungkasnya.
Laporan: Rijal