Debat Kedua Memanas Soal Pasar Sore Bombana, ANS-TO: PKL Juga Butuh Hidup dan Makan
BOMBANA,FOKUSTENGGARA.COM-Perdebatan soal ekonomi kerakyatan yang berkaitan dengan nasib pedagang kaki lima nampaknya menjadi perhatian khusus bagi Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bombana 2024 Nomor Urut 02 Andi Nirwana Sebbu dan Heryanto dalam debat Kandidat Kedua, Cabup- Cawabup Bombana 2024 yang digelar KPU Bombana di Gedung Olahraga (GOR) pada Rabu, (13/11/2024)
Saat diberi kesempatan bertanya, pasangan nomor urut dua yang dikenal dengan akronim BERANI’TO ini menyentil soal kebijakan pemerintah lalu yang melakukan relokasi terhadap pedagang pasar sore yang berjualan tak jauh dari kompleks Ruang Terbuka Hijau Bombana.
Menurutnya, Pasar Sore yang berada di pinggiran laut tersebut berkaitan besar dengan hajat sebagian besar pedagang kaki lima di Bombana, sehingga perlunya pemerintah mempertimbangkan kebijakan menonaktifkan pasar tersebut.
Dalih menertibkan dan memperindah wajah ibu Kota Bombana yang dilakukan penjabat Bupati 2022-2023 lalu itu dinilai “mematikan sebagian besar mata pencaharian pedagang kaki lima yang didominasi oleh kaum emak-emak rumahan,” ujar Heryanto menjelaskan.
Bukannya menertibkan, BERANI’TO menilai , kebijakan tersebut justru dianggapnya membuat sebagian besar pedagang tidak tertib dan kembali berhamburan dibahu jalan untuk menjajakan jualannya.
Menanggapi hal itu, pasangan Cabup-cawabup No Urut 01 Burhanudin penertiban pasar sore memang dilakukan dimasa pemerintahannya saat menjadi PJ Bupati di Kabupaten bekas otoritas Kabupaten Buton itu. Katanya, kecamatan Rumbia adalah wajahnya Ibu Kota Bombana, karenanya Burhanudin mengaku justru heran melihat terdapat pasar di bilangan RTH.
Menurutnya lokasi RTH adalah tempatnya orang berekreasi bersantai dan tempat orang meluangkan inspirasinya. Sebaliknya dengan adanya pasar dilokasi itu akan mengganggu ketertiban dan keindahan kota.
“Saya pastikan bahwa dimana pun kota tidak pernah ada RTH disitu ada dibuat pasar, ini namanya ”semborono” oleh sebab itu pada saat itu, saya tau itu karena saya yang hentikan,” tegas Burhanudin.
Kembali menanggapi Heryanto menjelaskan cikal bakal lahirnya pasar dilokasi tersebut justru menertibkan wajah ibu kota dari PKL yang berjualan dipinggiran jalan. Ditambah lagi kondisi ekonomi nasional yang kala itu belum stabil akibat baru saja keluar dari pandemi covid 19.
Sehingga fokus utama pemerintah, Heryanto yang pernah menjadi Jubir Satgas Covid-19 saat pandemi itu menilai perlu adanya langkah khusus bagi pemerintah untuk mempercepat laju pemulihan ekonomi masyarakat. Salahsatunya dengan memberikan ruang bagi para Ibu rumah tangga dan PKL bekerja untuk melakukan pemulihan ekonomi.
“Apa artinya keindahan kalau ada rakyat kita yang kelaparan. Bahkan kami dengar ada masyarakat kita yang tidak bisa bayar hutang dan sulit membiayai pendidikan anaknya. Kami berfikir
urusan perut jauh lebih penting dari pada keindahan kota,” ujar Heryanto kembali menegaskan saat ditemui di Posko pemenangan Cabup-Cawabup 02.
Heryanto menerangkan dilokasi pasar sore telah dibuatkan rak jualan yang ramah. Ditambah lagi waktu berjualan yang ditertibkan karena telah ditentukan jamnya. Hingga waktu yang telah ditentukan tersebut para pedagang harus sudah selesai membereskan dan membersihkan lapak jualannya.
“Selebihnya tehnisnya akan kita tingkatkan lagi. Inhsya Allah kalau kami terpilih dalam waktu 100 hari kerja kami akan kembalikan pasar sore,” pungkas Heryanto.
Diketahui penutupan pasar sore bombana Oktober 2022 lalu tersebut sempat mendapat penolakan pedagan. Mereka meminta agar Pemkab Bombana yang saat itu di pimpin PJ Bupati, Burhanudin mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut mengingat sebagian besar mereka adalah pedagang yang tidak kebagian tempat atau lapak di Pasar Tadoha Mapaccing Bombana. (Rf)
Baca Juga