Kadis Pariwisata Bombana Ungkap Tarian Sakral “Lumense”
FOKUSTENGGARA.COM,BOMBANA Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki sebuah ritual adat sejak turun-temurun dan masih dilestarikan hingga saat ini. Tarian itu diberi nama Tari Lumense, khas Suku Moronene Pulau Kabaena, yang dipercaya bisa mengusir wabah.
Kepala Dinas Pariwisata Bombana menuturkan Tarian Lumense dilakukan dengan gerakan maju mundur dan bertukar tempat. Kemudian para penari membentuk konfigurasi huruf Z lalu berubah menjadi S. Klimaks dari tarian ini ialah para penari menebaskan parang pada pohon pisang sampai jatuh ke tanah.
Di akhir tarian ini, para penari yang digawangi wanita-wanita muda membentuk konfigurasi setengah lingkaran sambil saling mengaitkan tangan. Mereka lalu menggerakannya naik turun sambil mengimbangi kaki yang maju mundur.
Musik tarian ini berasal dari gong besar yang dikenal dengan sebutan tawa-tawa dan kecil yang biasa disebut ndengu-ndengu. Tarian ini digunakan masyarakat terdahulu untuk mengusir wabah dari roh jahat.
“Dulu tarian ini merupakan ritual penyembahan untuk mengusir wabah yang disebabkan oleh roh-roh jahat,” kata Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Bombana Anisa Sri Prihatin dilansir pada detikcom.

Dahulu, kata dia, ritual tersebut dilakukan dengan mengorbankan hewan bahkan manusia sebagai tumbal pencegahan wabah tersebut. Namun seiring masuknya Islam di Pulau Kabaena, perkembangan ritual itu kemudian mengalami penyesuaian, terutama terkait tumbal.
Ia mengungkapkam tumbal yang awalnya berasal dari hewan dan manusia diganti menjadi batang pisang. Sehingga seluruh rangkaian utama ritual tarian tersebut hingga saat ini menggunakan pohon pisang yang ditancapkan ke tanah.
“Setelah masuknya ajaran Islam mengalami penyesuain. Sehingga saat ini tari Lumense menggunakan pohon pisang sebagai pengganti tumbal dari manusia atau hewan,” ungkapnya.
Tari Lumense ini merupakan tarian yang sudah cukup tua bagi masyarakat Kabaena pada khususnya. Namun tetap dilestarikan dan dijaga untuk generasi-generasi selanjutnya.
“Tarian ini sudah cukup tua dan masih terus dilestarikan anak-ana muda saat ini,” beber dia.
Saat ini tarian tersebut seringkali digunakan untuk tari penyambutan tamu-tamu yang datang dari jauh untuk melihat dan menyaksikan Kabupaten Bomana, khususnya Pulau Kabaena.
“Di wilayah Kabaena Tokotua Lumense merupakan tarian yang sangat tua. Tarian ini biasa dilakukan untuk penjemputan jika ada tamu-tamu yang datang ke Kabaena,” kata Anisa.
Untuk diketahui, Tari Lumense ini telah tampil pada peringatan HUT RI ke-77 di Istana Negara. Tarian tradisional suku Moronene ini dipilih karena dinilai memiliki keunikan dan sakral. (Adv)