Miris, Nasib Kampung Wumbubangka Yang Terus Ditambang Hingga Kepemukiman Warga
Fokustenggara.com,BOMBANA-Pepohonan tumbang dan lubang menganga dipenuhi air kini menjadi pemandangan yang lumrah serta mudah untuk ditemukan di areah pemukiman Desa Wumbubangka, Kecamatan Rarowatu Utara, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Teggara (Sultra).
Sebagaian besar wajah desa yang dulunya asri itu kini telah hilang. Kurang lebih 14 tahun sudah lamanya desa dengan potensi persawahan ini menjadi lokasi penambangan emas. Penambangannya pun bervarian ada yang menggunakan mesin sedot air dan ada yang menggunakan mesin tromol. Ada yang mengantongi Izin Usaha Pertambangan (IUP), dan ada juga yang diduga hanya bermodalkan keberanian, alias ilegal mining.

Sabtu, 10 Sepetember 2022, saat tim media Fokustenggara.com turun langsung melakukan pengecekan di lokasi, menemukan seratusan lubang menganga dipenuhi air. Bekas wilayah penambangan itu ditinggalkan terlantar begitu saja. Parahnya lagi lokasinya ada yang bersentuhan langsung bahkan masuk ke pemukiman warga.
Selain itu, yang tidak kalah memprihatinkan sekali, dibekas galian tambang tersebut dikabarkan sudah pernah menelan korban jiwa. Adalah kasus meninggalnya seorang bocah laki-laki yang diperkirakan berusia 6 tahun pada Jumat, 28 Mei 2021 lalu.

Bocah tak berdosa tersebut harus ditemukan dengan keadaan sudah tidak bernapas akibat tenggelam di kubangan bekas galian tambang. Sebelum ditemukan mengapung di kubangan belakang rumah neneknya, bocah yang dikabarkam merupakan anak dari pasangan suami istri Sahid dan Eto itu terakhir terlihat bermain didekat areah galian tambang.
Penuturan warga setempat kepada Fokustenggara.com mengatakan di Desa ini sudah ramai menjadi lokasi pencarian emas sejak pertengahan tahun 2008. Hal itu setelah beberapa orang warga setempat yang terlebih dulu menemukan emas dengan cara mendulang manual menggunakan wajan atau wadah penggorengan disalah satu sungai yang membentang di Desa itu.

Setelahnya, banyak penambang dari luar dan dalam daerah mulai berdatangan dan masuk mencari hidup di Desa Wumbubangka. Ribuan tenda-tenda yang didominasi berwana biru didirikan penambang. Hal itu juga dimanfaatkan sejumlah pedagang yang ikut serta mendirikan tenda untuk berjualan 9 bahan pokok. Seketika desa tersebut nampak lebih ramai dibandingkan Ibu Kota Kabupaten Bombana.

Kian hari, hasil dan kadar emas di Desa Wumbungka mulai menyebar hingga se antero Nusantara. Tak sedikit perusahan-perusahan penggeruk emas mulai berdatangan, sebut saja diantaranya yang paling dikenal warga, PT Panca Logam Grup dan PT Sun. Namun tidak bertahan terlalu lama sebagian besar perusahaan tersebut satu persatu angkat kaki.
“Mungkin karena hasil mulai berkurang, dan ada juga IUPnya sudah mati dan tidak diperpanjang,” tutur salaseorang warga yang minta namanya tidak usah disebutkan.
Meski tidak ada sumber resmi yang mengatakan berapa jumlah korban jiwa yang berjatuhan dilokasi tambang Wumbubangka, namun warga mentaksir jumlahnya tidak kurang dari seratusan. Kasus kematiannya mulai dari yang tertimbun material tanah, tertimpah pohon hingga perkelahian yang dipicu oleh perselisihan lokasi potensial hasil emas.

Penulusuran wartawan, pada Sabtu, (10/9/2022) menemukan diluar wilayah konsesi IUP PT Panca Logam Groub hingga kini masih terus ditambang sejumlah Oknum. Lokasi penambanganya pun berangsur angsur dan terus masuk ke areah pemukiman warga.
Kendati demikian, hingga berita ini dirilis wartawan belum bisa terkonfirmasi siapa saja oknum yang menambang di areah pemukiman tersebut. Belum diketahui pasti backup dari siapa hingga penambangan yang secara masiv didalam perkampungan ini masih terus berjalan. Dasar penambangannyapun belum terkonfirmasi berizin atau tidak.
Laporan: Refli