Peneliti Tawarkan Budidaya Tanaman Gaharu Sebagai Langkah Penyelamatan Lingkungan dan Masyarakat di Wilayah Tambang
FOKUSTENGGARA.COM,BOMBANA-Peneliti utama perwakilan Research Institute for Humanity and Nature (RIHN) Basri, menawarkan budidaya tanaman Gaharu sebagai langkah penyelamatan lingkungan dań penurunan kemiskinan akibat dampak pertambangan emas skala kecil (PESK) di Kabupaten Bombana.
Peneliti yang juga merupakan Rektor Institut Teknolgi dan Kesehatan Tri Tunas National ini menjelaskan, penanaman pohon Gaharu dapat meremajakan kembali hutan yang mulai rusak., ditambah lagi karena jenis tanaman ini tidak termasuk jenis tanaman yang dapat merusak lingkungan.
“Tanaman ini juga memiliki pangsa pasar yang jelas sehingga bernilai ekonomis yang tinggi,” urai Basri saat menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu beberapa waktu lalu.
Hanya saja, menurut peneliti bergelar Doktor ini, tanaman gaharu bukanlah tanaman endemisk asal Bombana, yang tentunya untuk membudidayakan nya tentu akan memerlukan teknologi tertentu.
“Untuk membudidayakan dan mengembangkan pada lahan hutan, termasuk pada hutan ulayat (red). Keberdaaan RIHN yang membawa misi penyelamatan Lingkungan dań penurunan kemiskinan sebagai dampak pertambangan Emas Skala keci (PESK) akan memfasilitasi bentuk-bentuk pembedayaan masyarakat untuk budidaya pohon gaharu,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Wumbubangka mengungkapkan bahwa lahan di Bombana, khususnya di Desa Wumbubangka telah beralih fungi dari lahan pertanian dan peternakan menjadi lahan tambang emas yang pada beberapa tahun terakhir ini telah memberi dampak negatif bagi lingkungan.
“Selain bekas lahan tambang yang rusak tidak dapat ditanami lagi dengan tanaman pangan dań tanaman produktif lainnya, juga berbahaya bagi kelansungan hidup ternak karena menyebabkan kematian karena kecelakaan bagi sapi dan kambing,” urai Karman.
Karenanya, Karman berinisiatif harus ada alternatif mata pencaharian lain bagi masyarakat, “untuk keluar dari pekerjaan tambang emas untuk bisa bertahan guna menghidupi sanak keluarga dari warga Wumbubangka,” tambahnya.

Sementara itu, salahseorang tokoh adat setempat, membenarkan persoalan tambang yang disampaikan oleh Kepala Desa. Menurutnya masyarakat adat setempat tidak mendapatkan keuntungan dari keberadaan tambang di daerahnya.
“Namun tokoh adat (red) mengungkapkan optimisme dengan ikatan budaya dari turun temurun dapat menjadi modal sosial untuk mengeluarkan masyarakat Wumbubangka dari krisis lingkungan dan krisis ekonomi akibat sektor tambang yang semakin tidak terkendali,” ujarnya.
Selanjutnya salahseorang perwakilan dari pekerja tambang yang mengaku sebagai warga setempat mengeluhkan tentang keberlanjutan dań masa depan pekerjaan sektor tambang emas yang dilakoninya saat ini. Mereka merasa bahwa pendapatan yang diperoleh tidak sebanding dengan risiko pekerjaan yang dilakukannya.
“Dan tidak ada jaminan keberlansungan pemasukan dari kegiatan tambang ini. Kami harap pemilik modal dan pemilik alat dapat memenuhi janji sebelumnya untuk melakukan reklamasi lahan yang telah rusak untuk dapat dimanfaatkan kembali sebagai lahan persawahan atau perkebunan,” imbuhnya.
Laporan:Heryan P
Editor : Refli