Terlantar Dipinggiran Jalan, Eks Pedagang Pasar Sore Bombana Berharap PJ Bupati Pertimbangkan Kembali Relokasi
FOKUSTENGGARA.COM,BOMBANA-Keberadaan pasar merupakan salahsatu cara untuk menertibkan proses jual beli antara pedagang dan pembeli disuatu wilayah., Namun apa jadinya, jika pasar yang telah dibangun menggunakan uang Daerah tersebut justru ditinggalkan terlantar oleh pedagang. Parahnya lagi keluarnya sejumlah pedagang dari pasar tersebut karena ulah pemerintahnya sendiri. Seperti itulah yang terjadi di Pasar Sore Bombana yang terletak di Kecamatan Rumbia Tengah.
Hampir sebulan lamanya pasar yang dulunya menjadi pusat perkulakan kebutuhan pokok masyarakat diwilayah Rumbia dan Rumbia Tengah pada sore hari tersebut kosong. Hal tersebut terhitung, sejak satuan Polisi Pamong Praja Satpol-PP Bombana melakukan penertiban pada Oktober 2022 lalu atas perintah Pemerintah Kabupaten dibawah pimpinan Penjabat Bupati, Burhanudin.

Pantauan, Fokustenggara.com dilokasi pasar pada, Senin, 21 November 2022 sore tadi menemukan bahwa pasar sore Bombana yang dulunya dibangun di masa pemerintahan Bupati Tafdil untuk menertibkan pedagang kelontongan disepanjang ruas-ruas jalan Ibu Kota Bombana itu sudah benar-benar berhasil ditertibkan. Tidak ada lagi satupun pedagang ikan, sayuran dan lainnya terlihat dilokasi pasar.

Saat ditelusuri sejumlah eks pedagang pasar sore tersebut nampaknya tidak kehabisan akal. Untuk melanjutkan hidupnya, seperti dahulu, sejumlah eks pedagang sore tersebut rupanya kembali memilih berjualan dipinggiran jalan yang kebanyakan adalah halaman depan rumahnya.
Ibu Suharni salahsatunya, saat ditanya soal alasannya berjualan didepan rumahnya ia menjawab, setelah pasar sore direlokasi ia bingung memilih tempat dimana harus berdagang.
“Mau ke pasar sentral (Tadoha Mapaccing) juga kita tidak ada losmen, kalaupun ada losmen yang kosong lokasinya sudah tidak bagus. Karena tempat yang bagus sudah dikuasai,” tutur Suharni saat ditemui Fokus.tenggara.com, Senin, (21/11/2022).
Padahal menurut Suharni, penghasilan dari berdagang di Pasar sore sedikit banyaknya sangat membantu kebutuhan keluarganya ketimbang berjualan di pinggiran jalan seperti sekarang ini. Karena lokasi pasar sore yang tidak jauh dari tempat tinggalnya Suharni mengaku tidak lagi harus mengeluarkan biasa transportasi untuk memobilisasi barang dagangannya.
“Biasa kita bawa sendiri menggunakan gerobak dorong,” tutur pedagang sayur ini bercerita.
“Kalau pinggir jalan disini sekarang hanya sekali-sekali saja kalau ada orang lewat atau yang kebetulan lihat singgah beli,” imbuhnya
Suharni berharap Pemerintah Kabupaten Bombana dibawah pimpinan Penjabat Bupati (PJ) Burhanuddin mempertimbangkan kembali kebijakannya merelokasi Pasar sore Bombana mengingat nasib dan keberadaan eks pedagang pasar yang Terkatung-katung di jalan.
“Dari pada kasian kita berhamburan dipinggir-pingir jalan. Kami sadari ini tidak tertib tapi apa boleh buat demi kelangsungan hidup,” pungkas Suharni.
Efektif Menyumbang PAD ke Daerah
Diketahui pasar sore Bombana pernah menjadi salahsatu sumber PAD terbesar di Kabupaten Bombana, khususnya dibidang Retribusi Tempat Khusus Parkir. Penarikan retribusi tersebut berdasarkan Peraturan Bupati Bombana 26 Tahun 2021 tentang Perubahan Tarif Retribusi Tempat Khusus Parkir. Setiap pengunjung pasar dengan kendaraan roda dua dikenakan tarif Rp 2000 sedangkan jenis mobil atau kendaraan roda empat sebesar Rp 5000 per unit.
Dilansir dari HarapanSultra.com, Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Dinas Perhubungan Kabupaten Bombana, Andi Firman pernah menyebutkan, PAD dari retribusi parkir dipasar sore Bombana mencapai belasan hingga nyaris mencapai puluhan juta perbulan.
“Sebelum bulan puasa, pendapatan di pasar ini bisa dihasilkan sembilan hingga sebelas juta perbulannya. Namun pada bulan ramadan ini, setiap harinya diperoleh minimal Rp 500.000. Dengan perolehan tersebut, PAD berpotensi mencapai 15 hingga Rp 20 juta dari hari pertama ramadan hingga idul fitri,” kata Andi Firman saat ditemui dilokasi pasar pada bulan Ramadhan 2022 lalu.
Laporan: Refli